Peribahasa Indonesia Berawalan Huruf B
Peribahasa | Arti Peribahasa |
---|---|
Bagai melulusi baju sempit, bagai terbuang ke sisiran. | seseorang yang merasa senang karena terlepas dari kesusahan. |
Bagai membakar tunam basah. | hal mengajar anak yang bodoh, sukar dimengerti (diterima) pelajaran itu olehnya. |
Bagai menakik darah mati dari alu (bagai menakik darah mati dari batu). | bekerja keras tetapi sedikit hasilnya. |
Bagai mendapat durian runtuh. | mendapat keuntungan yang tidak tersangka-sangka atau tidak dengan bersusah payah. |
Bagai menentang matahari. | melawan atau menyanggah kekuatan atau kekuasaan yang jauh lebih tinggi daripada kuasa atau kekuatan penyanggah itu tentu akan binasa. |
Bagai menggenggam bara, terasa hangat dilepaskan. | melakukan suatu pekerjaan setelah mendapatkan kesukaran, pekerjaan itu ditinggalkan. |
Bagai menghela rambut dalam tepung. | pekerjaan yang sulit atau pekerjaan yang harus dikerjakan dengan hati-hati sekali. |
Bagai menghela tali jala. | sangat berhati-hati. |
Bagai menyandang galas tiga. | pekerjaan yang ringan, tetapi sukar melakukannya. |
Bagai menyesah kain dapat. | memakai sesuatu barang (pinjaman) dengan sekehendak hati saja. |
Peribahasa Indonesia Berawalan Huruf B
Peribahasa | Arti Peribahasa |
---|---|
Bagai menyukat belut. | pekerjaan yang sia-sia. |
Bagai orang kena miang. | gelisah sekali karena mendapat malu. |
Bagai pahat, tidak ditukul, tidak makan. | orang yang hanya mau bekerja apabila diperintah. |
Bagai pelita kehabisan minyak. | tidak berseri-seri lagi. |
Bagai perian pecah. | suara yang sember (tidak merdu). |
Bagai pimping di lereng. | orang yang tidak berpendirian tetap. |
Bagai pintu tak berpasak, perahu tak berkemudi. | sesuatu yang membahayakan. |
Bagai pucuk (enau) dilancarkan (diluncurkan). | sangat lancar; cepat sekali. |
Bagai pucuk pisang didiang. | lemah sekali; tidak bertenaga. |
Bagai rambut dibelah tujuh (seribu). | sedikit (kecil) sekali. |
Peribahasa Indonesia Berawalan Huruf B
Peribahasa | Arti Peribahasa |
---|---|
Bagai rupa orang terkena beragih. | bermuka masam karena rugi dan sebagainya (dalam perdagangan). |
Bagai serangkak tertimbakan. | berjalan miring karena cacat pada tubuhnya. |
Bagai serdadu pulang baris. | orang yang kelihatannya selalu bergaya, tetapi pekerjaannya berat dan berbahaya. |
Bagai si bisu berasian (bermimpi), terasa ada terkatakan tidak. | tidak dapat mengatakan meskipun tahu (mengerti). |
Bagai si kudung beroleh cincin. | beroleh keuntungan, tetapi tidak dapat menikmatinya. |
Bagai si kudung panji berbelut. | pekerjaan yang dilaksanakan tidak berdasarkan kemampuan akan sia-sia. |
Bagai si lumpuh hendak merantau. | tidak mungkin dikerjakan. |
Bagai siamang kurang kayu. | sangat bersedih hati karena menderita kekurangan. |
Bagai sirangkak tertimbakan. | berjalan miring karena cacat pada tubuhnya. |
Bagai tanduk bersendi gading. | jodoh yang tidak sepadan. |
Peribahasa Indonesia Berawalan Huruf B
Peribahasa | Arti Peribahasa |
---|---|
Bagai tanduk diberkas. | sangat sukar untuk disatukan (karena tidak sepaham atau sependirian). |
Bagai tikus membaiki labu. | orang yang mencoba memperbaiki sesuatu yang tidak diketahuinya, akhirnya merusaknya. |
Bagai unta menyerahkan diri. | amat patuh menurut perintah; mengaku salah dan bertobat; menyerah dan menurut. |
Bagaikan rama-rama masuk api. | musnah dengan cepat. |
Bagaimana bunyi gendang, begitulah tarinya. | menurut segala perintah untuk menyesuaikan diri dengan keadaan. |
Bagaimana ditanam, begitulah dituai. | tiap-tiap orang berbuat jahat, jahat pula balasannya, demikian pula kebalikannya; seseorang akan mendapat balasan seperti yang diperbuatnya. |
Bahasa menunjukkan bangsa. | budi bahasa atau perangai serta tutur kata menunjukkan sifat dan tabiat seseorang (baik buruk kelakuan menunjukkan tinggi rendah asal atau keturunan). |
Baik berjagung-jagung sementara padi belum masak. | lebih baik dipakai dulu yang ada sementara yang baru belum didapatkan. |
Baik rupa sepemandangan, baik bunyi sependengaran. | cocok; seia sekata. |
Bajak patah banting terambau. | menderita kecelakaan bertimpa-timpa. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar