Peribahasa Indonesia Berawalan Huruf S
Peribahasa | Arti Peribahasa |
---|---|
Sia-sia utang tumbuh. | pekerjaan yang dilakukan tidak hati-hati dan tidak rapi penjagaannya sehingga menimbulkan kerugian. |
Siang bernapas, malam berembun (malam berselimut embun, siang bertudung awan). | sangat miskin (tidak punya rumah). |
Siapa berkotek, siapa bertelur. | siapa yang bersuara terdahulu, biasanya dialah yang berbuat. |
Siapa gatal, dialah menggaruk. | siapa berkehendak dialah yang harus berbuat. |
Siapa lama tahan, menang. | apabila bekerja dengan tekun dan rajin, tidak tergesa-gesa, lama-kelamaan kerja yang sulit sekali pun akan selesai juga dengan baik. |
Siapa luka siapa menyiuk. | yang merasa tersindir, dialah yang berbuat sesuatu sebagai yang disindirkan itu. |
Siapa makan lada, ialah berasa pedas. | barang siapa yang bersalah akan merasa tersinggung (oleh sindiran dan sebagainya). |
Siapa melejang siap patah. | siapa yang bersikeras hendak beroleh barang (pekerjaan), dialah yang harus menderita rugi (kesukaran dan sebagainya). |
Siapa menjala, siapa terjun. | siapa yang menginginkan sesuatu harus berusaha. |
Siapa pun jadi raja, tanganku ke dahi juga. | siapa pun berkuasa aku tetap menghormatinya;. |
Peribahasa Indonesia Berawalan Huruf S
Peribahasa | Arti Peribahasa |
---|---|
Siapa sakit, siapa menyiuk. | yang berbuat salah akan merasa jika ada yang menyindir dan sebagainya. |
Siapa yang makan cabai, dialah yang berasa pedas (kepedasan). | 1 siapa yang berbuat kurang baik akan merasakan akibatnya; 2 siapa yang merasa tersindir berarti telah berbuat seperti yang disindirkan itu. |
Siar bakar berpuntung suluh. | suatu perkara boleh diputuskan sesudah cukup bukti-bukti dan keterangannya. |
Sigai dua segeragai. | suatu perkara yang bersangkut paut dengan perkara yang lain. |
Silap mata pecah kepala. | kalau kurang waspada dalam suatu pekerjaanya akhirnya akan binasa. |
Singkap daun ambil isi (buah). | (berkata) dengan terus terang. |
Singkat diulas panjang dikerat. | mana-mana yang kurang ditambah, sedangkan yang lebih dikurangi (yang kurang baik diperbaiki). |
Singkat tidak terluas, panjang tidak terkerat. | tiap-tiap orang akan mati apabila telah sampai ajalnya. |
Siput memuji buntut. | memuji diri sendiri. |
Sirih naik junjungan patah. | baru hendak naik derajat kehidupannya sudah mendapat kesusahan. |
Peribahasa Indonesia Berawalan Huruf S
Peribahasa | Arti Peribahasa |
---|---|
Sirih pulang ke gagang. | sudah pada tempatnya; kembali seperti semula. |
Sokong membawa rebah. | dikhianati atau dicelakai oleh teman sendiri. |
Suarang ditagih, sekutu dibelah. | harta milik bersama atau persekutuan dibagi sebagaimana mestinya apabila suami istri atau orang berekanan bercerai atau berpisah. |
Suaranya seperti membelah betung. | suaranya tidak enak pada pendengaran (karena terlalu kuat dan sebagainya). |
Subur karena dipupuk, besar karena diambak (besar diambak, tinggi dianjung). | orang besar atau tinggi kedudukannya karena dimuliakan oleh anak buahnya atau pengikutnya. |
Sudah arang-arang hendak minyak pula. | sesudah dicemarkan nama seseorang, hendak bermanis-manis pula kepada orang itu. |
Sudah basah kehujanan. | mendapat kemalangan ganda;. |
Sudah bertarah, berdongkol pula. | sesudah perkara yang satu dibereskan, timbul lagi perkara yang lain. |
Sudah beruban, baru berguam. | dikatakan kepada orang tua yang tingkah lakunya seperti orang muda. |
Sudah biasa makan emping. | sudah banyak berpengalaman. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar